Selasa, 23 November 2010

Penderita HIV - AIDS di Kota Cimahi Meningkat

CIMAHI, (PRLM).-Peningkatan epidemi penyakit Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) pada tahun 2008, Jawa Barat menempati peringkat pertama di Indonesia, dengan jumlah kasus sebanyak 2.888 kasus. Kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan DKI Jakarta. Beberapa faktor risiko yang mempercepat meningkatnya prevalensi infeksi HIV AIDS di Jawa Barat, di antaranya tingginya hubungan seksual di luar nikah dan pranikah, tingginya pecandu narkotik suntik, dan kurangnya pengetahuan mengenai HIV/AIDS.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cimahi mencatat, pengidap penyakit HIV-AIDS di Kota Cimahi pada tahun 2010 sebanyak 129 kasus temuan. Jumlah penderita tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 111 kasus temuan. Hingga beberapa waktu lalu, diketahui penderita yang memeriksakan dirinya ke RSUD Cibabat, tercatat sebanyak 55 orang. Berdasarkan data tersebut, KPA Kota Cimahi mengajak kepada seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi penyakit menular itu.
Ketua Pelaksana Harian KPA Kota Cimahi, Eddy Rachmat mengatakan, akan membentuk suatu sistem koordinasi terpola untuk menanggulangi HIV-AIDS di Kota Cimahi. Diakui Eddy, saat ini sistem yang dijalankan KPA Kota Cimahi dilaksanakan secara parsial, sehingga penanggulangan HIV-AIDS di Kota Cimahi kurang berjalan optimal.
“Penanggulangan HIV-AIDS perlu dukungan semua pihak dan tidak bisa dijalankan oleh satu pihak saja, perlu dukungan semua pihak,” kata Eddy seusai menghadiri rapat koordinasi KPA Kota Cimahi di Aula B Pemkot Cimahi, Kamis (18/11).
Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Cimahi, dr. Fitriani Manan. Dia mengatakan, jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Cimahi meningkat cukup signifikan dengan pola penyebaran di tiga kecamatan di Kota Cimahi.
Berdasarkan data yang dihimpun “PRLM”, perkembangan kasus HIV-AIDS berdasarkan lokasi hingga September 2010, yang paling banyak ditemukan kasus tersebut yakni di Kecamatan Cimahi Utara sebanyak 38 persen. Selanjutnya, di Kecamatan Cimahi Tengah sebesar 24 persen, dan di Kecamatan Cimahi Selatan sebesar 12 persen. Jumlah tersebut ditambah dari lokasi yang tidak diketahui di Kota Cimahi sebesar 26 persen.
Dalam kesempatan itu, Fitri menjelaskan, perkembangan penyakit menular tersebut apabila dilihat dari perkembangan HIV-AIDS berdasarkan jenis kelamin hingga September 2010, rasio antara laki-laki dan perempuan adalah 3 berbanding 1, dengan asumsi jumlah penderita HIV-AIDS laki-laki sebanyak 80 orang dan perempuan sebanyak 39 orang. Selain itu, sebanyak 10 waria tercatat mengidap penyakit menular itu.
Melihat kondisi tersebut, KPA Kota Cimahi berkomitmen untuk meningkatkan standar pelayanan tambahan kesehatan di Kota Cimahi, selain meningkatkan sinergitas koordinasi antarlembaga. Penyelenggaraan layanan pengendalian HIV-AIDS di Kota Cimahi yakni puskesmas yang sudah ditunjuk untuk melaksanakan program pengurangan dampak buruk pada pengguna jarum suntik (penasun) yang dilengkapi dengan petugas konselor, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di isu HIV-AIDS sebagai mitra kerja utama yang memiliki data menjangkau Kota Cimahi, dan penempatan petugas konselor yang bersertifikat standar World Health Organization (WHO) telah dimiliki RSUD Cibabat dan 10 puskesmas di Kota Cimahi. “Kami akan bekerja keras untuk mereduksi penderita HIV-AIDS di Kota Cimahi,” ucap Fitri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More