Selasa, 23 November 2010

Kaum Gay Sambut Baik Keputusan Paus Soal Kondom

Vatikan - Juru kampanye hak-hak Gay Petrus Tatchell menyambut baik pernyataan Paus Benediktus XVI mengenai penggunaan kondom. Meski Tatchell mengatakan bahwa hal itu tidak cukup. "Ia telah membuka kemungkinan pelacur laki-laki menggunakan kondom sebagai tindakan tanggung jawab, tetapi mengapa bukan suami dan istri menggunakan kondom untuk melindungi diri terhadap risiko infeksi?"

Untuk menggambarkan pergeseran pandangan yang jelas, Paus mencontohkan pelacur pria untuk menggunakan kondom. "Mungkin dibenarkan untuk kasus-kasus individu, misalnya seorang pelacur laki-laki menggunakan kondom, dimana ini bisa ... pertama sebagai rasa tanggung jawab, untuk kembali mengembangkan pengertian bahwa tidak semuanya diperkenankan dan yang satu tidak bisa melakukan semua keinginan," katanya. "Tapi itu bukan cara yang tepat untuk berurusan dengan infeksi HIV yang mengerikan."

Pernyataan ini terungkap dalam dalam serangkaian wawancara untuk buku baru Paus. Paus mengakui bahwa kondom dalam kasus-kasus tertentu bisa digunakan sebagaimana mestinya untuk mengurangi risiko infeksi dari penyakit kelamin maupun HIV AIDS."Dalam kasus tertentu, yang dimaksudkan untuk mengurangi risiko infeksi, hal itu tetap bisa menjadi langkah pertama dan lebih manusiawi," katanya.

Buku baru dengan judul “Light of the World: The Pope, The Church And The Signs Of The Times” didasarkan pada wawancara selama 20 jam dalam bahasa Jerman oleh wartawan Peter Seewald. Sampai saat ini, Gereja Katolik, yang mewakili lebih dari 1,1 miliar pengikut di seluruh dunia, telah melarang setiap bentuk kontrasepsi - selain pantangan- bahkan sebagai pengaman terhadap penyakit menular seksual.

Keputusan ini membuat Paus, yang berusia 3 tahun itu, mendapat kecaman internasional pada Maret 2009 saat kunjungan ke Afrika yang warganya dilanda penyakit Aids. Dia mengatakan, penyakit ini adalah tragedi "yang tidak dapat diatasi melalui distribusi kondom, yang bahkan memperburuk masalah".

Dia menegaskan bahwa penggunaan kondom saja tidak akan menyelesaikan masalah HIV / AIDS. "Hanya terpaku pada masalah kondom membuat seksualitas lebih dangkal dan inilah alasan mengapa begitu banyak orang tidak lagi menemukan seksualitas menjadi ekspresi cinta mereka," lanjutnya.

Buku hasil wawancara ini rencaanya akan diterjemahkan ke dalam 18 bahasa dan kemungkinan akan banyak isu sensitif lainnya, termasuk skandal pedofilia para pastur, selibat dan pentahbisan perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More