This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 26 November 2010

Serang Korsel, Korut Gunakan Roket


Rudal yang menyerang Korsel (Foto: Getty Images)
SEOUL - Seorang politisi Korea Selatan (Korsel) memperlihatkan sebuah selongsong roket yang digunakan Korea Utara (Korut) untuk menyerang Pulau Yeonpyeong. 
Hal ini membuktikan Korut menggunakan senjata berdaya ledak tinggi untuk menyerang warga sipil Korsel.

Park Sang Eun, politisi yang berasal dari Partai Grand National, memperlihatkan selongsong roket yang kondisinya sudah tidak berbentuk dan gosong seusai melakukan pertemuan dengan para petinggi partai. Park mengaku mengambil selongsongan roket saat mengunjungi Pulau Yeonpyeong.

"Sebagian besar selongsong roket yang ditemukan berasal dari peluncur roket ganda," ujar Park seperti dikutip AFP, Kamis (25/11/2010).

"Roket-roket ini jatuh di perumahan sipil, kantor pemerintah, dan klinik pengobatan, selain target yang diarahkan kepada fasilitas militer," lanjut Park.

Sebuah peluncur roket ganda yang biasanya dipasang di truk atau tank, bisa menembakkan roket tak terarah dalam kecepatan tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ledakan berangkai terhadap target yang diincar.

Park memperlihatkan dua selongsong peluru sepanjang 122 milimeter. Dia mengaku menemukannya di sebuah instalasi militer dan satunya lagi ditemukan di halaman belakang kantor pos Pulau Yeonpyeong.

Selasa, 23 November 2010

Penggunaan dana pendidikan 20% melenceng

Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negri dimina membuat ketentuan bersama untuk mengatur penggunaan 20% anggaran pendidikan karena pemanfaatannya oleh pemerintah kabupaten/kota  masih melenceng.

“Belum ada pemahanan yang baik bagaimana pemanfaatan anggaran tersebut sehingga perlu penataan dan perbaikan agar penggunaannya efektif dan efisisien," kata Sulistiyo, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), kemarin.

Menyambut HUT PGRI sekaligus peringatan puncak Hari Guru Nasional (HGN), Sulistiyo mengatakan pihaknya perlu melaporkan pada Presiden SBY bahwa setelah ditetapkan anggaran pendidikan 20% dari APBN ternyata di kabupaten/kota anggaran pendidikannya malah menurun dibandungkan dengan tahun lalu.

Sulistiyo mencontohkan pemerintah provinsi yang tidak menanggung gaji guru dan pendidikan kedinasan itu memiliki dana yang besar. Namun, pengalokasian anggaran dan pemanfaatannya justru tidak dalam wewenangnya, seperti untuk keperguruan tinggi. Padahal hal itu wewenang pemerintah pusat.

Di tingkat pemkab/pemkot, setelah anggaran pendidikan dalam APBD dikurangi gaji guru, saat ini banyak anggaran pendidikan yang kurang dari 10% sehingga prioritas peningkatan SDM guru terabaikan.

“Malah terjadi gaji ke-13 guru yang seharusnya dibayarkan, tetapi pemerintah kabupaten anggarannya defisit maka gaji itu digunakan dulu untuk menutupi defisit. Di berbagai daerah nasib guru dan tenaga pendidikan masih memprihatinkan,” kata Sulistiyo.

Meski demikian, dia mengakui dalam 3 tahun terakhir pemerintah terutama Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional Baedhowi mengakomodasi masukan-masukan PGRI sehingga pada HGN juga akan diberikan penghargaanpada pemerintah kabupaten/kota yang memiliki komitmen tinggi pada pendidikan.

“Upaya memuliakan guru sangat nampak dan PGRI juga sedang melakukan upaya serius agar kinerja guru menjadi lebih baik. Oleh karena itu Presiden SBY akan memberikan anugerah kepada tiga gubernur dan tujuh bupati/walikota yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan khususnya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan," tambahnya.

Presiden juga dijadwalkan akan mencanangkan guru sebagai profesi yang akan menjadi tonggakawal bangkitnya apresiasi pemerintah dan masyarakat terhadapprofesi guru ditandai dengan dilakukannya reformasi profesi guru,peningkatan kualifikasi,kompetensi, sertyifikasi, pemberian penghargaan, perbaikan kesejahteraan danperlindungan hukum, kata Sulistiyo.

“Kami menunggu lahirnya peraturan mengenai guru dan tenaga pendidikan tidak tetap (honorer). Perlu ada peraturan pemerintah yang lengkap tentang pegawai tidak tetap (PTT) mulai sistem rekrutmen, kompensasi gaji, pembinaan, kesejahteraan, pengembangan karir, perlindungan hingga jaminan hari tua,” ungkapnya.

Aneh, DNA Virus HIV Bisa Jadi Alunan Musik


Headline 


Kita sudah tahu bahayanya penyakit AIDS. Namun, mungkin Anda akan kaget jika mendengar alunan nada dari karakteristik DNA penyakit berbahaya ini.

Alexandra Pajak, mahasiswa pascasarjana University of Georgia, menciptakan cara baru dalam melihat kerumitan HIV dengan menggabungkan struktur biologis penyakit tersebut dengan musik.

Selama beberapa bulan, Pajak secara hati-hati mepelajari perbedaan tipe DNA yang membentuk virus AIDS dan mengaransemen ini ke dalam satuan musik untuk masing-masing unsur. Hasilnya, Pajak mampu membuat 17 track lagu dalam album berdurasi 52 menit. Album ini dijuluki 'Suara HIV'.

Saya ingin menunjukkan semua sifat yang terkandung di DNA HIV, kata Pajak. Ini adalah cara baru bagi setiap orang untuk belajar memahami penyakit ini.

Mahasiswa pascasarjana yang sempat mempelajari musik di Agnes Scott College ini mengatakan bahwa proyek tersebut membutuhkan waktu tiga bulan untuk menyelesaikannya. Ia ingin menyusun terjemahan musik paling akurat dalam menggambarkan kode genetik HIV.
Pajak mengatakan bahwa ia pertama kali mendobrak nukleotida dasar di dalam DNA, secara singkat diberinama ilmiah A, C, T dan G. Untunngya, ini dapat dimanfaatkan dalam menentukan skala musik.

Ada banyak logika yang terlibat, ujar Pajak. Ia juga membuat nada bagi 20 asam amino dan protein sebagai skala A-minor. "Ketika Anda mendengar musik ini maka Anda benar-benar mendengar seluruh genom yang terdapat di virus HIV. Ini sangat menyenangkan," kata Pajak lagi.

Ia menulis dan menciptakan seluruhnya pertama kali di nada klasik keyboard. Selanjutnya, ia meminta band instrumental Sequence Ensemble untuk membuat musik akhir. Band ini memanfaatkan piano, fluet, klarinet dan beberapa alat musik lain.[

Penderita HIV - AIDS di Kota Cimahi Meningkat

CIMAHI, (PRLM).-Peningkatan epidemi penyakit Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) pada tahun 2008, Jawa Barat menempati peringkat pertama di Indonesia, dengan jumlah kasus sebanyak 2.888 kasus. Kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan DKI Jakarta. Beberapa faktor risiko yang mempercepat meningkatnya prevalensi infeksi HIV AIDS di Jawa Barat, di antaranya tingginya hubungan seksual di luar nikah dan pranikah, tingginya pecandu narkotik suntik, dan kurangnya pengetahuan mengenai HIV/AIDS.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cimahi mencatat, pengidap penyakit HIV-AIDS di Kota Cimahi pada tahun 2010 sebanyak 129 kasus temuan. Jumlah penderita tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 111 kasus temuan. Hingga beberapa waktu lalu, diketahui penderita yang memeriksakan dirinya ke RSUD Cibabat, tercatat sebanyak 55 orang. Berdasarkan data tersebut, KPA Kota Cimahi mengajak kepada seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi penyakit menular itu.
Ketua Pelaksana Harian KPA Kota Cimahi, Eddy Rachmat mengatakan, akan membentuk suatu sistem koordinasi terpola untuk menanggulangi HIV-AIDS di Kota Cimahi. Diakui Eddy, saat ini sistem yang dijalankan KPA Kota Cimahi dilaksanakan secara parsial, sehingga penanggulangan HIV-AIDS di Kota Cimahi kurang berjalan optimal.
“Penanggulangan HIV-AIDS perlu dukungan semua pihak dan tidak bisa dijalankan oleh satu pihak saja, perlu dukungan semua pihak,” kata Eddy seusai menghadiri rapat koordinasi KPA Kota Cimahi di Aula B Pemkot Cimahi, Kamis (18/11).
Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Cimahi, dr. Fitriani Manan. Dia mengatakan, jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Cimahi meningkat cukup signifikan dengan pola penyebaran di tiga kecamatan di Kota Cimahi.
Berdasarkan data yang dihimpun “PRLM”, perkembangan kasus HIV-AIDS berdasarkan lokasi hingga September 2010, yang paling banyak ditemukan kasus tersebut yakni di Kecamatan Cimahi Utara sebanyak 38 persen. Selanjutnya, di Kecamatan Cimahi Tengah sebesar 24 persen, dan di Kecamatan Cimahi Selatan sebesar 12 persen. Jumlah tersebut ditambah dari lokasi yang tidak diketahui di Kota Cimahi sebesar 26 persen.
Dalam kesempatan itu, Fitri menjelaskan, perkembangan penyakit menular tersebut apabila dilihat dari perkembangan HIV-AIDS berdasarkan jenis kelamin hingga September 2010, rasio antara laki-laki dan perempuan adalah 3 berbanding 1, dengan asumsi jumlah penderita HIV-AIDS laki-laki sebanyak 80 orang dan perempuan sebanyak 39 orang. Selain itu, sebanyak 10 waria tercatat mengidap penyakit menular itu.
Melihat kondisi tersebut, KPA Kota Cimahi berkomitmen untuk meningkatkan standar pelayanan tambahan kesehatan di Kota Cimahi, selain meningkatkan sinergitas koordinasi antarlembaga. Penyelenggaraan layanan pengendalian HIV-AIDS di Kota Cimahi yakni puskesmas yang sudah ditunjuk untuk melaksanakan program pengurangan dampak buruk pada pengguna jarum suntik (penasun) yang dilengkapi dengan petugas konselor, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di isu HIV-AIDS sebagai mitra kerja utama yang memiliki data menjangkau Kota Cimahi, dan penempatan petugas konselor yang bersertifikat standar World Health Organization (WHO) telah dimiliki RSUD Cibabat dan 10 puskesmas di Kota Cimahi. “Kami akan bekerja keras untuk mereduksi penderita HIV-AIDS di Kota Cimahi,” ucap Fitri.

Kaum Gay Sambut Baik Keputusan Paus Soal Kondom

Vatikan - Juru kampanye hak-hak Gay Petrus Tatchell menyambut baik pernyataan Paus Benediktus XVI mengenai penggunaan kondom. Meski Tatchell mengatakan bahwa hal itu tidak cukup. "Ia telah membuka kemungkinan pelacur laki-laki menggunakan kondom sebagai tindakan tanggung jawab, tetapi mengapa bukan suami dan istri menggunakan kondom untuk melindungi diri terhadap risiko infeksi?"

Untuk menggambarkan pergeseran pandangan yang jelas, Paus mencontohkan pelacur pria untuk menggunakan kondom. "Mungkin dibenarkan untuk kasus-kasus individu, misalnya seorang pelacur laki-laki menggunakan kondom, dimana ini bisa ... pertama sebagai rasa tanggung jawab, untuk kembali mengembangkan pengertian bahwa tidak semuanya diperkenankan dan yang satu tidak bisa melakukan semua keinginan," katanya. "Tapi itu bukan cara yang tepat untuk berurusan dengan infeksi HIV yang mengerikan."

Pernyataan ini terungkap dalam dalam serangkaian wawancara untuk buku baru Paus. Paus mengakui bahwa kondom dalam kasus-kasus tertentu bisa digunakan sebagaimana mestinya untuk mengurangi risiko infeksi dari penyakit kelamin maupun HIV AIDS."Dalam kasus tertentu, yang dimaksudkan untuk mengurangi risiko infeksi, hal itu tetap bisa menjadi langkah pertama dan lebih manusiawi," katanya.

Buku baru dengan judul “Light of the World: The Pope, The Church And The Signs Of The Times” didasarkan pada wawancara selama 20 jam dalam bahasa Jerman oleh wartawan Peter Seewald. Sampai saat ini, Gereja Katolik, yang mewakili lebih dari 1,1 miliar pengikut di seluruh dunia, telah melarang setiap bentuk kontrasepsi - selain pantangan- bahkan sebagai pengaman terhadap penyakit menular seksual.

Keputusan ini membuat Paus, yang berusia 3 tahun itu, mendapat kecaman internasional pada Maret 2009 saat kunjungan ke Afrika yang warganya dilanda penyakit Aids. Dia mengatakan, penyakit ini adalah tragedi "yang tidak dapat diatasi melalui distribusi kondom, yang bahkan memperburuk masalah".

Dia menegaskan bahwa penggunaan kondom saja tidak akan menyelesaikan masalah HIV / AIDS. "Hanya terpaku pada masalah kondom membuat seksualitas lebih dangkal dan inilah alasan mengapa begitu banyak orang tidak lagi menemukan seksualitas menjadi ekspresi cinta mereka," lanjutnya.

Buku hasil wawancara ini rencaanya akan diterjemahkan ke dalam 18 bahasa dan kemungkinan akan banyak isu sensitif lainnya, termasuk skandal pedofilia para pastur, selibat dan pentahbisan perempuan.

Pimpinan DPR Turun Tangan

Konflik internal Badan Kehormatan DPR RI tidak akan bisa diselesaikan di internal BK sendiri. Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung mengatakan pimpinan sudah memutuskan penyelesaian konflik internal BK akan diselesaikan dalam forum yang lebih tinggi.
"Penyelesaian ini kan harus dilakukan dengan rapat pimpinan dan fraksi-fraksi. Kami melihat internal badan kehormatan sudah tidak memungkinkan untuk menyelesaikan persoalan ini sehingga perlu ada forum lebih tinggi," ungkapnya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Selasa (23/11/2010).
Menurut Pramono, forum itu adalah pimpinan DPR dan pimpinan fraksi. Hal ini juga diatur dalam tata tertib DPR RI. Pram mengatakan pertemuan akan digelar pekan ini, sekitar hari Rabu atau Kamis.
Menurut politisi PDI-P ini, penyelesaian konflik internal BK ini akan dilakukan secara proporsional. Pasalnya, BK yang selama ini diberi tanggung jawab untuk melakukan penertiban bagi anggota dewan malah terlibat perseteruan yang mengakibatkannya kehilangan kredibilitas.
"Kemarin dalam rapim memang disepakati ini akan segera diselesaikan dan juga menjadi tanggung jawab masing-masing fraksi hingga kemudian pimpinan akan memfasilitasinya dalam pengambilan keputusan," terang Pramono.
Apakah memungkinkan keputusan penonaktifan anggota BK? "Kita belum bicara itu, tetapi harus ada penyelesaian. Tidak bisa kalau ini kemudian dibiarkan terus berlarut-larut," tandasnya.

Dana BOS Sekolah Swasta Juga "Dicuekin"




Sikap diskriminatif yang ditunjukkan pemerintah kepada sekolah dan guru-guru swasta bukan hanya pada kesetaraan profesi, melainkan juga political will untuk meningkatkan kualitas sekolah swasta lewat dana bantuan operasional pendidikan (BOS). Sekolah-sekolah swasta mengaku tidak mudah mendapatkan dana BOS dari pemerintah.

Sekolah swasta sudah ada sebelum ada sekolah negeri. Sekolah swasta juga memiliki kontribusi, lalu kenapa dibedakan dengan sekolah negeri.
-- Suparman

Demikian diungkapkan Ketua Umum Forum Guru Independen Indonesia (FGII) Suparman seusai aksi damai 3.000 guru swasta se-Indonesia di Istana Negara dan Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Selasa (23/11/2010). Dalam aksinya, para guru swasta tersebut menuntut kesetaraan antara guru swasta dan guru negeri (PNS).
"Sekolah swasta itu sudah ada sebelum ada sekolah negeri. Sekolah swasta juga memiliki kontribusi, lalu kenapa dibedakan dengan sekolah negeri," ucap Suparman kepada Kompas.com.
Selain itu, lanjut Suparman, soal dana BOS untuk SD dan SMP, sekolah-sekolah swasta pun masih tergantung political will dari pemerintah daerah. Untuk memperoleh BOS tidak mudah, bahkan dana yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah siswa di sekolah swasta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Koordinator Presidium Guru Swasta Dede Permana mengatakan, pemerintah terlalu diskriminatif memandang guru dan sekolah swasta. Guru swasta masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah.
"Yang lebih menampar kami lagi adalah guru swasta tidak diperbolehkan mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS)," ungkap Dede.
"Keputusan itu sangat mencederai kami. Intinya, kami ingin menuntut hak dan perlakuan yang sama antara guru swasta dan guru negeri karena kontribusi kami di dunia pendidikan juga sama," tambahnya.

Korban Tragedi Festival Air di Kamboja Capai 345 Jiwa foto


 
 
Phnom Penh - Jumlah korban tewas akibat kericuhan di acara festival air di jembatan Phnom Penh terus bertambah. Data terakhir, 345 orang meregang nyawa, sementara 329 lainnya luka-luka.

Stasiun televisi pemerintah melansir, dari total korban tewas, 240 di antaranya adalah wanita.

"Semua orang membawa korban sanak saudaranya, termasuk wanita dan anak-anak," ucap Vann Thon, salah seorang saksi mata. "Semua orang terlihat takut," lanjutnya kepada Reuters, Selasa (23/11/2010).

Saksi lainnya, Huon Khla mengatakan, kepanikan mulai terjadi saat jembatan yang digunakan untuk menyaksikan festival tersebut diisukan goyah. Warga yang ketakutan berebutan lari ke luar jembatan sehingga ada yang terinjak, bahkan tercebur ke sungai.

"Saya terjebak dalam waktu yang lama. Dan itu sangat panas, saya pun kehilangan kesadaran," ceritanya.

PM Kamboja Hun Sen meminta maaf pada rakyatnya atas kejadian ini. Dia memerintahkan investigasi segera tentang penyebab peristiwa yang merenggut korban jiwa terbesar setelah rezim Pol Pot ini.

"Ini adalah tragedi terbesar sejak 31 tahun lalu, setelah rezim Pol Pot," ujarnya. Saat itu, Khmer Merah berkuasa dan diduga telah membunuh sekitar 1,7 juta jiwa di Kamboja.

Peristiwa mengenaskan ini terjadi di jembatan yang menghubungkan kota Phnom Penh dengan sebuah pulau. Saat itu, jutaan orang memadati jembatan untuk menyaksikan final acara festival air yang digelar tiap tahun.

Festival tersebut digelar tiga hari. Warga Kamboja berantusias untuk menyaksikan festival sebagai tanda berakhirnya musim hujan. Selain itu, ada juga adu balap kapal tradisional yang digelar di sungai Tonle Sap.

Kamis, 11 November 2010

Sejarah Patung Liberty

Patung Liberty, kebanggaan dan simbol Kota New York, ternyata bukan dibuat di New York. Patung tersebut, yang ternyata di desain oleh pemahat Prancis, Frederic-Auguste Bartholdi pertama kali dibangun dan disusun di Prancis pada tahun 1874. Patung Dewi Kemerdekaan tersebut dipersembahkan oleh rakyat Prancis kepada rakyat Amerika, sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Amerika yang ke-100. Setelah selesai dibuat di Prancis, patung tersebut dibongkar, dan dikemas dalam 200 muatan besar untuk dikirim ke Amerika. Patung Liberty selanjutnya disusun kembali di Bedloe’s Island di mulut pelabuhan Kota New York. Sedemikian lama proses pengepakan ini, hingga patung Liberty baru bisa diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1886, sepuluh tahun setelah HUT kemerdekaan Amerika yang ke-100. Dengan tinggi 46 meter dan berat 204 ton, Patung Liberty berdiri diatas landasan setinggi 46 meter. Bagian dalamnya diisi oleh rangka baja, sementara bagian luarnya dibuat dari plat tembaga. Rangka baja patung Liberty, dibuat dan dirancang oleh Gustave Eiffel, orang yang juga merancang dan membangun Menara Eiffel.

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More