Senin, 06 Desember 2010

Warga Dekat Bromo Pilih Pakai Sarung daripada Masker

Dua ribu masker yang diberikan Pemerintah Kabupaten Malang dua hari lalu belum dipakai warga Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo. Padahal, masker diberikan untuk mencegah gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik Bromo, gunung berapi yang berdekatan dengan Ngadas.

Nurjono mengaku sudah menerima masker dan sampai sekarang masih disimpan di rumahnya di RT 07/RW 01. Ia lebih suka memakai sarung untuk melindungi hidung dan mulutnya. “Warga di sini lebih terbiasa dengan menggunakan sarung di luar rumah,” kata Nurjono kepada Tempo, Senin (29/11).

Pernyataan Nurjono dibenarkan dua rekannya, Wahyudi dan Harjo. Warga Ngadas terbiasa membawa sarung yang dililitkan di leher atau diselempangkan di bahu. Sarung dinilainya lebih berguna daripada masker karena sarung bisa dipakai pula untuk melindungi kepala dari siraman debu, atau melindungi tubuh dari hawa dingin.

Kepala Desa Ngadas Kartono juga menyatakan hal serupa. Masker sejauh ini masih belum diperlukan warga untuk dipakai. Penggunaan sarung sudah menjadi tradisi turun-temurun di Ngadas dan desa sekitarnya sehingga mirip “sarung kebangsaan”.

“Kami di sini lebih suka pakai sarung untuk melindungi diri, tapi bukan berarti sosialisasi penggunaan masker di sini gagal. Mungkin karena waktunya belum tepat saja,” kata Kartono di kantornya.

Desa Ngadas dihuni 479 keluarga dengan 1.781 jiwa yang bersuku Jawa dan Tengger. Penduduk mendiami dua dusun. Dusun Ngadas dihuni 358 keluarga dengan 1.316 jiwa (680 laki-laki dan 636 perempuan). Sebanyak 121 keluarga dengan 465 jiwa (222 pria dan 243 wanita) mendiami Dusun Jarak Ijo.

Penduduk Ngadas beragama Islam (30 persen), Hindu (30 persen), dan Buddha (40 persen). Bagi suku Tengger, Bromo menjadi tempat arwah leluhur mereka bersemayam sehingga letusan Bromo dianggap sebagai hajatan (nyambut gawe) untuk “bersih-bersih” dengan memuntahkan asap dan debunya.

Dengan kepercayaan tersebut, suku Tengger tetap bersikap tenang dan sabar. Sikap serupa ada pada suku Jawa. Sikap tenang dan sabar pun didukung oleh fakta posisi Ngadas yang jauh dari pusat semburan, terpaut jarak sekitar 15 kilometer. Laporan terakhir yang diterimanya, abu vulkanik Bromo hanya melewati hutan dekat Jarak Ijo dan masih berjarak 5 kilometer dari Ngadas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More